“KETERAMPILAN MENULIS”
1. Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Menulis.
Menurut pendapat Poerwadaminta
(1987 : 1098) dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), “Menulis
ialah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat
surat, dan sebagainya)”.
Sedangkan menurut pendapat dari A. Widyamartaya,
“Menulis adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak
mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain, atau kepada dirinya
sendiri, dalam tulisan. Kegiatan menulis ini adalah suatu kegiatan
manusia sadar dan terarah, mempunyai swakerja atau mekanika yang perlu
kita perhatikan agar tulisan kita berhasil baik swakerja ini meliputi
kegiatan-kegiatan pada tahap penulisan. (1988 : 9)
Menulis
adalah bentuk yang disampaikan melalui alat tulis yang bersifat
gagasan, buah pikiran, perasaan yang membentuk satu kesatuan pikiran
selalu lengkap dan utuh. Menurut pendapat Tarigan ada 7 tujuan menulis, yaitu sebagai berikut :
- Tujuan penugasan (assiggment purpose), dalam hal ini penulis membuat sebuah tulisan karena ditugaskan bukan karena kemauan sendiri.
- Tujuan altruistic (altruistic purpose), dalam hal ini penulisan bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghilangkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karya itu.
- Tujuan persuasive (persuasive purpose), dalam hal ini penulis bertujuan meyakinkan para pembaca akan gagasan yang diutarakan.
- Tujuan informasi (informational purpose) dalam hal ini penulis bertujuan memberi informasi atau keterangan.
- Tujuan pernyataan diri (self expressive), dalam hal ini penulis bertujuan menyatakan diri kepada para pembaca.
- Tujuan kreatif (creative purpose), penulis bertujuan mencapai nilai-nilai arsitik, nilai-nilai kesenian.
- Tujuan pemecahan masalah (problem solving purpose), penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta menjelajahi dan meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca, (1983 : 24-25)
Graves (dalam Akhadiah dkk., 1998:1.4) berkaitan dengan manfaat menulis mengemukakan bahwa :
1) Menulis Mengasah Kecerdasan.
Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meli-puti (1) pengetahuan tentang
topik yang akan dituliskan, (2) penuangan pengetahuan itu ke dalam
racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan
kemampuan pembacanya, dan (3) penyajiannya
selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai pada
kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan
pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serat menata dan
mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berfikir, dari tingkat
mengingat sampai evaluasi.
2) Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas.
Dalam
menulis, seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai sendiri segala
sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah (1) unsur mekanik tulisan yang
benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi, pengalimatan, dan pewacanaan, (2)
bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan
dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang
dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan menarik.
3) Menulis Menumbuhkan Keberanian.
Ketika
menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya,
ter-masuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada
publik. Kon-sekuensinya, dia harus siap dan mau melihat dengan jernih
penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya, baik yang bersifat
positif ataupun negatif.
4) Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan Informasi.
Seseorang
menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang
menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Tetapi, apa
yang disampaikannya itu tidak selalu dimilikinya saat itu. Padahal, tak
akan dapat me-nyampaikan banyak hal dengan memuaskan tanpa memiliki
wawasan atau pengeta-huan yang memadai tentang apa yang akan
dituliskannya. Kecuali, kalau memang apa yang disampaikannya hanya
sekedarnya.
Kondisi
ini akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan me-nyerap
informasi yang diperlukannya. Untuk keperluan itu, ia mungkin akan
membaca, menyimak, mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi penulis,
pemero-lehan informasi itu dimaksudkan agar dapat memahami dan
mengingatnya dengan baik, serta menggunakannya kembali untuk
keperluannya dalam menulis. Implikasi-nya, dia akan berusaha untuk
menjaga sumber informasi itu serta memelihara dan mengorganisasikannya
sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika diperlukan, informasi
itu dapat dengan mudah ditemukan dan dimanfaatkan. Motif dan perilaku seperti ini akan mempengaruhi minat dan kesungguhan dalam mengumpulkan infor-masi serta strategi yang ditempuhnya.
Menulis
banyak memberikan manfaat, di antaranya (1) wawasan tentang topik akan
bertambah, karena dalam menulis berusaha mencari sumber tentang topik
yang akan ditulis, (2) berusaha belajar, berpikir, dan bernalar tentang
sesuatu misalnya menjaring informasi, menghubung-hubungkan, dan
menarik simpulan, (3) dapat menyusun gagasan secara tertib dan
sistematis, (4) akan berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas
walaupun gagasan yang tertulis me-mungkinkan untuk direvisi, (5)
menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan (6) menulis yang
terencana akan membisakan berfikir secara tertib dan sistematis.
2. Jenis-Jenis Tulisan.
Pembagian atatu golongan menulis dapat di tinjau dari beberapa penulisan berdasarkan tujuan penulisan ini di bagi lima bagian :
1) Eksposisi.
Eksposisi
atau paparan adalah tulisan yang berusaha menerangkan atau menjelaskan
sesuatu hal atau gagasan. Keterangan, atau dapat pula mengembangkan
sebuah gagasan, sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti.
2) Deskripsi.
Deskripsi
adalah tulisan yang berusaha melukiskan atau memberikan suatu objek
beserta rinciannya. Objek yang dilukiskan ada sesuatu yang sudah diamati
penulis atau sesuatu yang menjadi pengalaman penulis. Jadi objek dapat
berupa pandangan tempat, suasana, kegiatan, dan lain-lain. Kemudian
dapat dilukiskan adalah bagian dari objek.
Tujuan penulisan deskripsi adalah agar pembaca dapat seolah-olah melihat, mendengar, merasakan yang disampaikan penulis.
3) Argumentasi.
Argumentasi
adalah tujuan yang mengungkapkan pendapat atau gagasan, sikap, dan
keyakinan dengan memberikan alasan contoh, dan bukti-bukti sebagai bahan
yang cukup kuat serta meyakinkan.
Tujuan meyakinkan argumentasi adalah agar penbaca itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis.
4) Persuasi.
Persuasi
adalah tulisan yang mengemukakan gagasan penulis untuk mempengaruhi
para pembaca untuk meyakinkan pembaca tentang apa yang dituliskan oleh
penulis agar pembaca dapat terpengaruh atau setuju dengan gagasan yang
disampaikan oleh penulis.
5) Narasi.
Narasi
adalah tulisan yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa
sehingga seolah-olah pembaca melihat atau merasakan sendiri kejadian
itu.
Tujuan
penulisan narasi adalah memberitahukan peristiwa-peristiwa yang
disampaikan penulis agar pembaca mengetahui dengan jelas tentang
rangkaian peristiwa yang disampaikan.
Narasi
adalah karangan yang bersifat mengisahkan atau bercerita. Didalam
karangan narasi sering terdapat dialog para tokoh ceritanya, disamping
uraian biasa. Dengan dialog, cerita lebih hidup dan menarik untuk
dibaca. Bentuk cerita yang hanya menguraikan jalan cerita tanpai
dibumbuhi dengan dialog pasti hambar.
A Hadi Nafiah mengatakan
bahwa, “Dengan dialog cerita memang terasa lebih hidup atau menarik
sehingga lebih dapat menghasilkan bagi pembaca, lukisan watak, pribadi,
kecerdasan, sikap atau tingkah pendidikan tokoh dalam cerita yang
disuguhkan acapkali dapat lebih tepat dan mengenai apabila ditambahkan
dialog-dialog (1981 : 66).
1) Tahap Prapenulisan.
Tahap
ini merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini menentukan apa yang akan
ditulis dan dibahas. Penentuan itu akan mengarahkan dan membatasi
tulisan. Tahap ini meliputi beberapa kegiatan yang akan diuraikan satu
persatu.
2) Pemilihan Topik.
Kegiatan
yang pertama adalah memilih topik. Memilih topil berarti memilih apa
yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan. Topik itu dapat
diperoleh dari beberapa sumber, yaitu : pengalaman, pengalaman,
pendapat/penalaran, dan khalayan. Topik-topik karangan ilmiah banya yang
bersumber pada pengamatan, pengalaman, dan penalaran.
Dalam memilih topik untuk karangan ilmiah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
a. Ada manfaatnya untuk perkembanagn ilmu atau profesi.
b. Cukup menarik untuk dibahas.
c. Dikenal dengan baik.
d. Bahannya dapat diperoleh.
e. Tidak terlalu luad dan tidak terlalu sempit.
3) Pembatasan Topik.
Kegiatan
yang keda adalah pembatasan topik. Jika sudah merasa sesuia dengan
topik tang dipilih, maka selanjutnya yaitu membatasinya. Diatas sudah
menyebutkan bahwa salah satu persyaratan topik itu tidak boleh terlalu
luas atau terlalu sempit. Topik yang terlalu luas tidak memberikan
kesempatan kepada untuk membahasnya secara mendalam, apalagi jika waktu
terbatas. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit akan bersifat sangat
khusus dan tidak banyak gunanya untuk bidang profesi, kecuali jika
melaporkan hasil suatu studi kasus. Karena itu, sejak taraf permulaan
penulis harus sudah membatasinya.
Tentu
saja, dapat langsung memikirkan suatu topik yang terbatas. Tetapi,
apabila seorang pemula, sebaiknya buat dahulu diagram jam atau diagram
pohon.
4) Judul Karangan.
Dalam
pelaksanaannya, topik yang telah dipilih itu dinyatakan dalam suatu
judul karangan. Topik dengan judul tidak sama. Topik adalah pokok
pembicaraan, sedangkan judul adalah nama, title, atau semacam label
untuk suatu karangan.
Judul karangan ilmiah hharus dipikirkan sungguh-sungguh dengan mengingat beberapa persyaratan, antara lain :
a. Harus sesuai dengan topik atau isi dan jangkauannya.
b. Sebaiknya dinyatakan dalam frase bukan kalimat.
c. Sesingkat mungkin.
d. Sejelas mungkin, tidak dinyatakan dalam kata kiasan dan tidak mengandung kata bermakna ganda.
4. Hal-Hal yang Mendukung Seseorang untuk Terampil dalam Menulis.
Kemampuan
menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide,
gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan
benar. Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga
memiliki :
1) Kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis.
2) Kepekaan terhadap kondisi pembaca.
3) Kemampuan menyusun perencanaan penelitian.
4) Kemampuan menggunakan bahasa indonesia.
5) Kemampuan memuali menulis.
6) Kemampuan memeriksa karangan sendiri.
Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.
Beberapa cara menulis yang dapat kita terapkan untuk meningkatkan kemampuan menulis dalam diri kita antara lain sebagai berikut :
1) Banyak membaca.
Menulis
pada dasarnya adalah menuangkan ide dan gagasan yang kita miliki. Hasil
tulisan tersebut dapat bersifat argumentasi, persuasi, deskripsi, dan
eksposisi. Karena tulisan berawal dari sebuah ide dan gagasan yang ingin
disampaikan, hal pertama yang harus kita pikirkan dalam menulis adalah
ide atau gagasan apa yang kita miliki untuk kemudian kita tuangkan dalam
sebuah tulisan.
Kita
dapat mencari ide dan gagasan tersebut dari berbagai sumber. Seperti
pengalaman pribadi, pengetahuan yang sudah dimiliki, opini, dsb. Cara
terbaik untuk memperluas dan memperkaya ide dan gagasan tersebut adalah
dengan cara membaca. Semakin banyak kita membaca maka pengetahuan kita
akan semakin bertambah banyak. Selain memperkaya ide, banyak membaca
juga secara tidak langsung akan mengajarkan pada kita bagaimana gaya
bahasa dalam menulis yang baik dan benar seperti dicontohkan oleh
penulis dan pengarang buku-buku bacaan yang telah kita baca.
2) Menulis secara teratur.
Menulis
yang teratur dapat menjaga dan meningkatkan kualitas tulisan yang kita
hasilkan. Hal ini dikarenakan kebiasaan menulis yang dijaga dengan baik
tidak akan melunturkan cara dan gaya bahasa kita dalam menulis. Kita
juga dapat mengatur frekuensi menulis kita agar kegiatan menulis tidak
membuat hidup kita menjadi jenuh. Misalnya, kita menulis minimal
seminggu sekali atau sesuai dengan jadwal kesibukan kita masing-masing.
3) Belajar cara menulis yang baik dan benar.
Dalam
rangka mengembangkan kemampuan menulis yang kita miliki, kita juga
dapat belajar bagaimana cara menulis yang baik dan benar dari berbagai
sumber referensi yang terpercaya. Kita dapat mengambil kursus menulis
atau belajar secara otodidak mengenai teknik menulis yang baik. Semakin
banyak kita belajar menulis maka semakin banyak pula pengetahuan kita
dalam membuat tulisan yang baik. Selain itu, semakin banyak kita
mendekati hal-hal yang berkaitan dengan dunia tulis menulis maka secara
tidak langsung akan mempengaruhi mindset kita dalam meningkatkan
kemampuan menulis.
4) Perhatikan mood.
Kondisi
perasaan kita sangat berpengaruh terhadap kualitas tulisan yang
dihasilkan. Ketika perasaan kita galau tidak menentu maka hasil tulisan
kita pun akan terkesan berantakan dan asal-asalan. Tulisan merupakan
cerminan dari kepribadian dan intelektual penulisnya. Jadi, menulis
dalam keadaan mood yang baik akan sangat berpengaruh dalam menghasilkan kualitas tulisan yang bagus.
5) Kebiasaan melakukan evaluasi.
Melakukan
evaluasi terhadap hasil tulisan yang kita buat sangat penting untuk
dilakukan. Hal ini bermanfaat ketika kita mengalami kesalahan dalam
menulis baik berupa pengejaan kata yang salah, penulisan angka dan huruf
yang salah, hingga pembuatan tulisan dengan gaya bahasa yang salah.
Jangan terburu-buru untuk menerbitkan tulisan kita sebelum kita evaluasi
dan merasa yakin jika tulisan yang selesai kita buat tersebut bebas
kesalahan dan layak untuk dibaca banyak orang.
6) Minta pendapat.
Salah
satu cara terbaik dan cepat dalam meningkatkan kualitas menulis kita
adalah dengan meminta pendapat kepada seseorang yang sudah mahir menulis
mengenai tulisan yang sudah kita buat. Cara meminta pendapat ini sangat
efisien dalam meningkatkan kualitas menulis kita karena kita akan cepat
mengatahui di mana letak kesalahan kita dalam menulis dan bagaimana
koreksi kebenarannya.
5. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka.
Bila saat ini anda sedang menulis proposal ptk atau laporan ptk, atau karya tulis ilmiah lainnya, maka salah satu bagian penting dari karya tulis itu adalah pencantuman daftar kepustakaan atau daftar referensi yang dimuat dalam bentuk daftar pustaka. Lazimnya daftar pustaka dicantumkan setelah bab kesimpulan dan saran. Untuk menulis daftar pustaka sendiri ada tata aturan yang harus dipenuhi.
Daftar pustaka adalah daftar karya tulis yang digunakan atau dimanfaatkan oleh penulis selama menyusun karya tulisnya lalu kemudian karya tulis tersebut digunakannya sebagai acuan. Pada setiap karya ilmiah, daftar pustaka harus ada sebagai bukti keberadaan sumber acuan. Beberapa aturan umum yang digunakan untuk menulis daftar pustaka adalah sebagai berikut:
1) Cara Menulis Nama pengarang/penulis.
Berkaitan dengan nama pengarang, selalu ditulis tanpa gelar dengan mendahulukan nama belakang. Setelah nama belakang ditulis, lalu diberi tanda koma (,) baru kemudian disambung dengan nama depan. Sementara untuk nama Cina penulisannya tidak perlu dibalik karena pada nama Cina nama keluarga (marga) sudah diletakkan di depan.
Contoh:
Nama Sebenarnya
|
Cara Menuliskannya
|
Abdul Majid
|
Majid, Abdul
|
Selamat Hadi Wiyono
|
Wiyono, Selamat Hadi
|
Kim Jung Il
|
Kim Jung Il
|
Bila pengarang/penulis lebih dari
dua orang Apabila kita menggunakan literatur dari karya tulis dengan pengarang
lebih dari dua orang, maka hanya nama pengarang pertama yang ditulis. Nama-nama
pengarang lainnya digantikan dengan ‘dkk’.
Contoh:
Nama Pengarang Lebih dari Dua
|
Cara Menuliskannya
|
Kendal B. Taft, John G. McVernon, Charles Siegel, Donna O’Brien,
dan Timothy Houston
|
Taft, B. Kendal dkk
|
2) Cara Menulis Tahun Penerbitan.
Tahun penerbitan dituliskan di belakang nama pengarang, setelah tanda titik (.).
3) Cara Menulis Judul Buku.
Tuliskan judul buku dengan dicetak miring (italic), kemudian setiap awal kata ditulis dengan huruf kapital. Judul ditulis setelah tanda titik (.) di belakang tahun penerbitan, kemudian diakhiri pula dengan tanda titik (.).
4) Cara Menulis Judul Artkel .
Penulisan judul artikel mempunyai tatacara yang berbeda dengan penulisan judul buku. Bilamana judul buku ditulis dengan huruf kapital di awal setiap kata, maka untuk judul artikel, huruf kapital hanya digunakan pada huruf awal kata permulaan dari judul artikel saja.
Contoh:
.
|
Judul
|
Cara Menuliskannya
|
Buku
|
Developing Minds
|
Developing Minds
|
Artikel
|
How To Teach Students So Remember
|
How to teach so students remember
|
SITUS LIVE STREAMING BOLA TERUPDATE DAN TERLENGKAP DAPAT DI LIHAT DI :
BalasHapuslihatbola.live
lihatbola.asia
asianbookie.id
SITUS LIVESCORE TERLENGKAP DAN TERUPDATE DAPAT DI LIHAT DI >>> https://menitgoal.com/
KUMPULAN PREDIKSI BOLA YANG TERLENGKAP DAN TERPERCAYA YANG WAJIB ANDA KUNJUNGI : https://prediksipapa.com/
KUMPULAN PANDUAN JUDI UNTUK KEMENANGAN BESAR ANDA YANG BISA ANDA KUNJUNGI DI : http://bukujudi99.com/
SITUS NONTON MOVIE HD TANPA BUFFERING SEMUA MOVIE LENGKAP KUNJUNGI -->> layarkaca21indo.com
minion99.org
minion99.com